Sony memutuskan untuk berpisah dengan Ericsson di bisnis ponsel sejak tahun lalu. Namun setelah terpisah, Sony mengaku bisnisnya di ranah perangkat mobile mengalami peningkatan.
Pada bulan Februari tahun lalu, Sony-Ericsson secara resmi mengumumkan bahwa brand-nya akan berganti menjadi Sony. Perusahaan itu secara sah bercerai dari perusahaan rekanannya, Ericsson, pada bulan April 2012.
Sony membeli saham perusahaan asal Swedia itu dengan harga yang cukup fantastis, US$ 1,03 milyar. Keputusan Sony mengambil alih bisnis patungannya itu ternyata tak mengecewakan.
Setelah dikuasai sepenuhnya oleh Sony, perusahaan yang berganti nama menjadi Sony Mobile Communication (SMC) mengaku mengalami peningkatan secara drastis, terutama di penjualan produk.
Penetrasi Sony di pasar ponsel terlihat dari laporan tahunan yang berhasil diraihnya. Pertumbuhan bisnis yang yang dimiliki Sony mengalami peningkatan yang cukup signifikan bahkan hingga dua kali lipat.
"Bisnis Sony Mobile meningkat cukup tinggi, revenue sampai dua kali lipat lebih dan market share dua kali lipat dari tahun sebelumnya," kata Ika Paramita, Marketing Manager SMC Indonesia di Jakarta, Rabu (15/5/2013).
Ika mengaku bahwa raihan yang didapat perusahaannya tahun ini di paling banyak disumbangkan dari Xperia J, Tipo dan Miro. Ketiga handset itu dipasarkan Sony untuk kalangan kelas menengah ke bawah.
"Pasar kelas menengah ke bawah masih sumbang banyak buat pendapatan kita. Tapi, penjualan Xperia Z dengan harga premium juga sangat bagus," kata Ika lagi.
Hari ini Xperia meluncurkan dua handset terbarunya, Xperia SP dan L yang menyasar kelas menengah yang dibanderol dengan harga Rp. 3,999 juta dan Rp. 2,999 juta.
"Dua smartphone baru ini melengkapi ketersediaan produk Sony di semua segmen pasar," tutup Ika.
Pada bulan Februari tahun lalu, Sony-Ericsson secara resmi mengumumkan bahwa brand-nya akan berganti menjadi Sony. Perusahaan itu secara sah bercerai dari perusahaan rekanannya, Ericsson, pada bulan April 2012.
Sony membeli saham perusahaan asal Swedia itu dengan harga yang cukup fantastis, US$ 1,03 milyar. Keputusan Sony mengambil alih bisnis patungannya itu ternyata tak mengecewakan.
Setelah dikuasai sepenuhnya oleh Sony, perusahaan yang berganti nama menjadi Sony Mobile Communication (SMC) mengaku mengalami peningkatan secara drastis, terutama di penjualan produk.
Penetrasi Sony di pasar ponsel terlihat dari laporan tahunan yang berhasil diraihnya. Pertumbuhan bisnis yang yang dimiliki Sony mengalami peningkatan yang cukup signifikan bahkan hingga dua kali lipat.
"Bisnis Sony Mobile meningkat cukup tinggi, revenue sampai dua kali lipat lebih dan market share dua kali lipat dari tahun sebelumnya," kata Ika Paramita, Marketing Manager SMC Indonesia di Jakarta, Rabu (15/5/2013).
Ika mengaku bahwa raihan yang didapat perusahaannya tahun ini di paling banyak disumbangkan dari Xperia J, Tipo dan Miro. Ketiga handset itu dipasarkan Sony untuk kalangan kelas menengah ke bawah.
"Pasar kelas menengah ke bawah masih sumbang banyak buat pendapatan kita. Tapi, penjualan Xperia Z dengan harga premium juga sangat bagus," kata Ika lagi.
Hari ini Xperia meluncurkan dua handset terbarunya, Xperia SP dan L yang menyasar kelas menengah yang dibanderol dengan harga Rp. 3,999 juta dan Rp. 2,999 juta.
"Dua smartphone baru ini melengkapi ketersediaan produk Sony di semua segmen pasar," tutup Ika.
___________________________________________________________________
0 Response to "SONY Makin Laris Setelah Cerai Dengan Ericsson"
Posting Komentar